February 05, 2004

Banyak teman; banyak rejeki

Dalam perbincangan bisnis sekarang ini sering diperbincangkan masalah quality, cost dan delivery (QCD). Jika pengelolaan tiga faktor itu professional, maka suksesnya suatu usaha/industri bukan hal yang mustahil. Akan tetapi, ketiga faktor tersebut menurut hemat saya masih kurang. Saya ingin menambahkan “Network” kedalam tiga faktor itu.

Masih terekam dalam ingatan ketika seorang sahabat karib semasa kuliah mengatakan sebuah pepatah “banyak teman banyak rejeki”. Waktu itu Saya kurang yakin dengan pepatah tersebut. Masa sih seperti itu?. Akan tetapi, dengan keseharian saya sekarang ini, pepatah tersebut memang benar adanya. Bagi seorang businessman, semakin luas teman atau relasi akan memperluas jaringan pasar. Sehingga dengan berjalannya waktu tentunya akan meningkatkan pundi-pundi penghasilan kita. Hanya saja, penting untuk diperhatikan adalah bagaimana cara pandang kita terhadap networking tersebut, jangan sampai networking dipandang sebagai sesuatu yang menghabiskan waktu dan tenaga.

Barangkali anda akan terperangah ketika baru mengetahui bahwa hampir mencapai 90% dunia usaha di Indonesia adalah usaha kecil menengah (UKM). Banyak sekali keterbatasan yang dimiliki oleh UKM. Beberapa penyakit yang umum dijumpai oleh UKM adalah penyakit “tuli” (satu pembeli), “mencret” (mental ceroboh), dll. Diantara kesemua faktor mendasar yang mempengaruhi hal tersebut adalah keterbatasan networking.

Teringat pepatah teman tersebut, Saya masih ingat, dan akan ingat selamanya. Akhir semester 6 waktu itu. Kalau tidak salah, waktu itu bulan Ramadhan. Kondisi keuangan saya waktu itu benar-benar kosong. Selidik-punya selidik, Eh!, ternyata rekan-rekan saya waktu itu bernasib sama. Karena untuk ongkos pulang kuliah dari Darmaga ke Baranang Siang tidak ada. Akhirnya kami bersepakat menginap di rumah kontrakan salah satu rekan tersebut. Untuk makan, saya pinjam uang rekan yang kebetulan ada cukup uang. Selanjutnya Kami bersepakat masak makanan sendiri, untuk itu kami urunan. Dengan keterampilan memasak yang tiba-tiba muncul, akhirnya menu telor dadar, tumis kangkung terasi, ikan asin goreng, dan tentunya jengkol goreng serta sambal terasi tersaji sudah. Hmmmm! saking laparnya, walaupun sederhana, sepertinya kelezatan masakan kami waktu itu boleh diadu dengan menu khas ayam goreng fatmawati. He!3x

Memang! banyak teman banyak rejeki. Akhirnya, jika hendak berkunjung ke pengusaha mitra binaan, kalo tidak sore ya..malam. Kalo diajak makan malam kan lumayan ;).

No comments:

Post a Comment